SARADAN NEWS

PIMPINAN DAN STAF SARADAN NEWS MENGUCAPKAN SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1 SYAWAL 1434 H, MINAL AIDZIN WAL FAIDZIN, MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN

Kamis, 27 September 2012

RSUD Bula Butuh 800 Juta Per Tahun Untuk Pengadaan Obat


RSUD Bula Butuh 800 Juta Per Tahun Untuk Pengadaan Obat

Bula-Maluku 27/09, Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) Diki HIdayat Ahmad mengatakan untuk pengadaan obat-obatan pada RSUD SBT, maka dibutuhkan anggaran sebesar 800 juta untuk satu tahun, namun pada tahun 2008 RSUD hanya mendapat anggaran 200 juta pada tahun 2012 hanya mendapat 400 juta lebih.

Penegasan ini di sampaikan Diki Hidayat terkait dengan keluhan masyarakat menyangkut ketersedian obat pada RSUD SBT, dimana mereka sering disuruh untuk membeli obat diluar karena RSUD SBT tidak memeliki ketersediaan obat.

Dia mengaku untuk mengatasi kekuaran tersebut ada kebijakan untuk membeli obat sendiri sebelum adanya penetapan APBD, sehingga ada pelayanan maksimal terhadap para pasien di RSUD Bula, Dia juga mengaku kalau untuk menutupi kekurangan obat tersebut pihaknya harus meminjam obat dari Rumah Sakit lain seperti RSUD Haulusy dan RSUD Masohi.

Kendati tidak dijinkan untuk meminjam obat dari luar RS lain namun untuk mengatasi hal tersebut makan harus dilakukan” sekarang kalau kontrak terlambat terus pasien datang ke RSUD, apa saya harus bilang infusnya bulan maret baru ada?, kan tidak bisa, ungkap Diki. Dia mengatakan apabilah tender telah masuk makan sebagian uang tersebut telah digunakan untuk membayar utang sebelumnya yakni obat-obatan yang dipinjam dari RS lain.

Menurut Diki sesuai hasil temuan BPK kalau untuk sekarang tidak diperkenankan lagi untuk membeli atau meminjam obat dari RSU lain dari sebelum adanya penetapan APBD, sehingga RSUD Bula tetap bertahan dengan obat-obatan yang ada sampai tendernya selesai dilakukan, kondisi ini lebih disebabkan karena Kabupaten SBT belum memiliki Farmasi yang bisa sanggup melakukan pengadaan obat sehingga obat tertunda.
Lebih lanjut Diki Ahmad Hidayat mengakui  saat pasien masuk dan memerlukan penanganan yang cepat makan termasuk kebutuhan obat maka harus segera di cari, itupun kalau ada anggaran rumah sakit untuk membeli obat, sehingga kalau tidak ada maka terpaksa pasien yang harus dminta untuk membeli walau demikian Dia mengaku telah berkonsoltasi dengan BPK dan bagian Keuangan agar RSUD harus memiliki cadangan obat di awal”pembahasan anggaran itukan lama jadi kalau bisa di ABT itu diakomudir dijadikan cadangan obat untuk tahun depan, pinta Diki.

Diki Ahmad Hidayat menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat yang harus membeli obat diluar karena memang tidak ada ketersediaan obat, selain itu Diki juga mengakui kalau kemampuan manejeman sataf obat di RSUD SBT belum begitu baik  sehingga dalam tahun ini akan diberikana  magang beberapa tenaga strategis seperti apotik di Rumah Sakit yang telah mapan seperti RSUD Haulussy Ambon untuk datang ke RSUD SBT.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar