RSUD Bula Butuh 800 Juta Per
Tahun Untuk Pengadaan Obat
Bula-Maluku 27/09, Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) Diki HIdayat Ahmad mengatakan untuk
pengadaan obat-obatan pada RSUD SBT, maka dibutuhkan anggaran sebesar 800 juta
untuk satu tahun, namun pada tahun 2008 RSUD hanya mendapat anggaran 200 juta
pada tahun 2012 hanya mendapat 400 juta lebih.
Penegasan ini di sampaikan Diki
Hidayat terkait dengan keluhan masyarakat menyangkut ketersedian obat pada RSUD
SBT, dimana mereka sering disuruh untuk membeli obat diluar karena RSUD SBT tidak
memeliki ketersediaan obat.
Dia mengaku untuk mengatasi
kekuaran tersebut ada kebijakan untuk membeli obat sendiri sebelum adanya
penetapan APBD, sehingga ada pelayanan maksimal terhadap para pasien di RSUD
Bula, Dia juga mengaku kalau untuk menutupi kekurangan obat tersebut pihaknya
harus meminjam obat dari Rumah Sakit lain seperti RSUD Haulusy dan RSUD Masohi.
Kendati tidak dijinkan untuk
meminjam obat dari luar RS lain namun untuk mengatasi hal tersebut makan harus
dilakukan” sekarang kalau kontrak terlambat terus pasien datang ke RSUD, apa
saya harus bilang infusnya bulan maret baru ada?, kan tidak bisa, ungkap Diki.
Dia mengatakan apabilah tender telah masuk makan sebagian uang tersebut telah
digunakan untuk membayar utang sebelumnya yakni obat-obatan yang dipinjam dari
RS lain.
Menurut Diki sesuai hasil temuan
BPK kalau untuk sekarang tidak diperkenankan lagi untuk membeli atau meminjam
obat dari RSU lain dari sebelum adanya penetapan APBD, sehingga RSUD Bula tetap
bertahan dengan obat-obatan yang ada sampai tendernya selesai dilakukan,
kondisi ini lebih disebabkan karena Kabupaten SBT belum memiliki Farmasi yang
bisa sanggup melakukan pengadaan obat sehingga obat tertunda.
Lebih lanjut Diki Ahmad Hidayat
mengakui saat pasien masuk dan
memerlukan penanganan yang cepat makan termasuk kebutuhan obat maka harus
segera di cari, itupun kalau ada anggaran rumah sakit untuk membeli obat,
sehingga kalau tidak ada maka terpaksa pasien yang harus dminta untuk membeli
walau demikian Dia mengaku telah berkonsoltasi dengan BPK dan bagian Keuangan
agar RSUD harus memiliki cadangan obat di awal”pembahasan anggaran itukan lama
jadi kalau bisa di ABT itu diakomudir dijadikan cadangan obat untuk tahun
depan, pinta Diki.
Diki Ahmad Hidayat menyampaikan
permohonan maaf kepada masyarakat yang harus membeli obat diluar karena memang
tidak ada ketersediaan obat, selain itu Diki juga mengakui kalau kemampuan
manejeman sataf obat di RSUD SBT belum begitu baik sehingga dalam tahun ini akan diberikana magang beberapa tenaga strategis seperti
apotik di Rumah Sakit yang telah mapan seperti RSUD Haulussy Ambon untuk datang
ke RSUD SBT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar