SARADAN NEWS

PIMPINAN DAN STAF SARADAN NEWS MENGUCAPKAN SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1 SYAWAL 1434 H, MINAL AIDZIN WAL FAIDZIN, MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN

Senin, 26 November 2012

Asisten III Setda SBT Akui Tidak Ada Dana Untuk Lakukan Pengawasan Di Kecamatan



Pegawai Kecamatan Suka Keluar Daerah Karena Tidak Ada Pengawasan

Bula-Maluku 27/11, Pemerintah Daerah Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) selama ini hanya melakukan penertiban dan pemantauan terhadap Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang berada di Kota Kabupaten, sementara pengawasan terhadap PNS di Kecamatan tidak penah dilakukan sehingga membuat pegawai pada kecamatan seenaknya keluar daerah dalam waktu yang terlalu lama.

Asisten III Setda Kabupaten SBT Nuzlah Yusuf yang dikonfirmasi mengakui kalau selama ini pengawasan terhadap disiplin PNS di Kecamatan tidak berjalan dengan maksimal, karena keterbatasan anggaran mengingat untuk keluar daerah ke kecamatan membutuhkan anggaran yang cukup besar, dia mengaku telah mengusulkan kepada Sekda SBT untuk dilakukan pemantauan ke kecamatan akan tetapi sampai saat ini tidak mendapat respon.

Dia mengatakan, banyaknya PNS khusus yang bertugas di kecamatan tidak pernah diawasi sehingga mereka tidak bertugas dalam waktu yang lama, walaupun dalam setiap laporan bulanan tetap hadir hal ini bisa saja dimungkinkan adanya faktor kong kali kong dengan camat atau pimpinan Unit kerja dari setiap PNS di Kecamatan.

Dari informasi yang diterima PNS di kecamatan yang sering keluar daerah dalam waktu yang cukup lama adalah Bendahara gaji yang dipercayakan menangani gaji Guru, termasuk para Dokter Pegawai Tidak Tetap (PTT) dan sejumlah Petugas Puskesmas, olehnya Pimpinan Puskesmas harus diberi teguran untuk dapat menertibkan anak buahnya yang sering bertugas keluar daerah alias melaksanakan tugas pribadi.

Selain itu Kepala UPTD Pendidikan pada setiap Kecamatan juga memberikan peringatan terhadap para bendahara baik SD maupun SMP dan SMA untuk segera ketempat tugas setelah mengambil gaji para guru, sebanyak kebanyakan mereka ada di Kota Kabupaten dan hanya tinggal ditempat kos dan tidak pernah melaksanakan tugas.

Atas dasar itu Asisten III Setda SBT Nuzlah Yusuf berharap adanya pengawasan ke lapangan khususnya di Kecamatan-kecamatan senhingga semua berjalan dengan baik, agar tidak ada lagi PNS kecamatan yang keluar daerah dengan seenaknya, bahkan selama ini mereka melakukan tugas ke kabupaten tidak pernah menunjukan surat tugas dari UPTD ataupun dari pihak kecamatan. Mestinya mereka menunjukan surat tugas dari kecamatan atau UPTD bagi guru-guru baru dilayani, bahkan kalau tidak ada harus diproses, sehingga aturan tersebut tidak hanya di Kabupaten akan di kecamatan juga perlu dilakukan penertiban

Mengingat selama ini Sekda boleh saja mengeluarkan berbagai peringatan terhadap PNS termasuk pimpinan SKPD yang juga tidak masuk kantor setelah melaksanakan tugas diluar daerah, dengan konsekwensi gaji mereka akan ditahan, tetapi itu tidak mungkin terjadi, karena banyak yang main mata dengan Bendahara Gaji.

Senin, 12 November 2012

BUMN Citik Dan Karlez Telah Memberikan Kontribusi Kepada Daerah



BUMN Citik Dan Karlez Telah Memberikan Kontribusi Kepada Daerah

Bula-Maluku 12/11, Kepala Dinas Keuangan Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) Ibrahim Syarif mengakui kalau penerimaan bagi hasil dari PT Citik dan PT Karlez yang selama ini beroperasi di Kabupaten SBT langsung ke Kas Daerah dan bersifat Global baik PBB maupun Royeltinya, pernyataan ini sekaligus menjawab tudingan sebagian masyarakat kalau selama ini bagi hasil antara PT Citik dan Karlez bersama Pemerintah daerah SBT tidak jelas.

Ibrahim Syarif mengatakan bagi hasil yang paling terbesar adalah Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), yang setiap tahun mencapai 60 milyar lebih sedangkan untuk royaltinya sangat tergantung kepada hasil Produksi, dan dana tersebut masuk langsung ke rekening KAS Daerah, Dia menambahkan sesuai dengan Undang-Undang 33 untuk realtinya maka daerah hanya mendapat 15 persen dan dibagi untuk semua Kabupaten/Kota di Maluku sehingga Kabupaten SBT hanya mendapat 6 persen, 6 persen lainnya untuk Kabupaten/Kota dan provinsi mendapat 3 persen.

Dia mengatakan, karena Dana tersebut sudah langsung masuk ke KAS Daerah maka pemerintah daerah Kabupaten SBT dalam hal ini Dinas Keuangan langsung melakukan pengecekan ke rekening KAS Daerah, dalam waktu tiga bulan sekali mengingat pembayaran dilakukan tiga bulan sekali oleh Pihak PT Citik dan Karlez.

Saat ditanya soal kontribusi lain terhadap Kabupaten Seram Bagian Timur Ibrahim Syarif mengatakan kalau yang diketahui adalah PBB dan Royaliti, sedangkan untuk bantuan lain tidak diketahui karena tidak masuk dalam KAS Daerah Kabupaten Seram Bagian Timur karena disertai dengan bukti penerimaan yang selain dari telusuran yang dilakukan kalau selama ini Persuahan Minyak Citik dan Karlez juga banyak telah memberikan kontribusi kepada Daerah SBT.

Diantara membantu berbagai pembangunan seperti pembangunan tempat-tempat ibadah, termasuk sejumlah jembatan dan jalan yang mengalami kerusakan, bantuan lain adalah memberikan bantuan terhadap berbagai kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Kabupaten Seram Bagian Timur, sehingga tudingan kalau selama ini Citik dan Karlez tidak memberikan kontribusi kepada daerah adalah tidak benar.

Warga Desa Wunin Di Abaikan Oleh Pemerintah Kabupaten SBT



Warga Desa Wunin Di Abaikan Oleh Pemerintah Kabupaten SBT
 
Bula-Maluku 12/11, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kabaupaten Seram Bagian Timur (SBT) Abas Rumatumerik dinilai tidak bertanggungjawab terhadap masalah kesehatan yang terjadi di masyarakat, bahkan lamban untuk mengambil langkah terkait dengan wabah diare yang terjadi di Desa Wunin Kecamatan Wakatei Kabupaten SBT.

Salah satu warga desa Wunin Frans Rumfudi mengatakan, sangat kecewa terhadap sikap Kepala Dinas SBT yang terkesan lamban dalam melihat persoalan wabah Diare ini, karena telah menelan korban jiwa tiga balita meninggal Dunia, sedangkan yang lain masih mendapat perawatan di rumah-rumah oleh dukun kampung yang tingkat kesembuhannya sangat diragukan.

Frans mengatakan semestinya Dinas Kesehatan SBT sudah mengambil langkah untuk melihat kondisi yang terjadi di desa Wunin, namun Kepala Dinas Kesehatan SBT mengatakan belum menerima laporan dari kepala Puskesmas wakatai, sehingga harus menunggu laporan terlebih dahulu, padahal sudah jelas kalau selama ini belum ada komunikasi berupa telepon di Wakatei.

Dia mengatakan Bupati SBT Abdulah Vanat harus melakukan efaluasi terhadap kinerja Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Abas Rumatumerik, termasuk melakukan efaluasi terhadap petugas puskesmas Wakatei yang selama sering meninggalkan tempat tugas, karena ada pegawai puskesmas yang seenaknya meninggalkan tempat tugas selama berbulan-bulan dan mengabaikan tugas pelayanan terhadap masyarakat.
Senada dengan itu Ketua Pemuda Katolik Komisariat Cabang Kabupaten SBT Petrus Rusin di Bula memintah Pemerintah Kabupaten SBT khususnya Dinas Kesahatan untuk turun langsung melihat kondisi riil warga yang ada di desa Wunin-Eldedora, yang terisolasi dari berbagai aspek khususnya pelayanan kesehatan.

Dia mengaku sedih melihat penederitaan yang dialami oleh masyarakat Wunin-Eldedora, apalagi masalah kesehatan dimana, warga yang sakit harus mereka bawa ke puskesmas dengan berjalan kaki sekitar 13 kilo meter dengan mendaki gunung dan turun gunung, karena tidak ada Pustu di desa itu, yang lebih para lagi jalan yang dijadikan oleh Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu yang telah digusur sejak tahun 2006 sampai saat ini tidak jelas pekerjaannya.

Pantas saja kalau Kabupaten SBT masuk dalam katagri Daerah Buruk Kesehatan, karena pelayanan kesehatannya yang sangat buruk, bahkan selama ini tidak ada program penyuluh kesehatan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan, sehingga masyarakat tidak banyak tahu tentang wabah penyakit tertentu yang sangat membahayakan, apalagi selama ini banyak warga yang masih lebih yakin dengan pengobatan dukun dari pada karena tidak ada pelayanan kesehatan oleh Puskesmas ke desa wunin.

Anehnya lagi saat ada laporan dari masyarakat kalau ada wabah Diare di desa Wunin, petugas Puskes Wakatei memberikan keterangan kalau belum ada surat dari kepala desa sehingga mereka belum akan melakukan pelayanan, sehingga perlu ada efaluasi terhadap kinerja mereka termasuk menindak tegas pegawai puskesmas yang sering keluar daerah.

Jumat, 09 November 2012



Penanganan Wabah Diare Di Desa Wunin-Eldedora Sangat Lamban

Bula-Maluku 10/11, Ketua Pemuda Katolik Komisariat Cabang Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) Petrus Rusin sangat kecewa dengan kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Seram Bagian Timur yang tidak memberikan respon terhadap wabah Diare (muntaber) di Desa Wunin-Eldedora Kabupaten SBT Kecamatan Wakatei yang telah menelan korban jiwa tiga Balita yakni Lambertus Rumudis umur 2 tahun, Antonius Elyanan 9 bulan dan Titirloloby 8 bulan.

Kekecewaan sangat terlihat karena saat dihubungi wartawan terkait dengan wabah tersebut Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan SBT Abas Rumatumerik mengatakan harus ada laporan dari pihak Puskesmas setempat, bahkan sampai wartawan yang menunggu untuk dikonfirmasi juga terkesan sangat dicueki, sehingga para wartawan memilih pulang.

Petrus Rusin mengatakan, penanganan di wabah Diare di Pulau Keswui khususnya Desa Wunin harus segara dilakukan agar tidak menambah korban jiwa khususnya balita di desa Wunin serta untuk membatasi penyebaran ke desa lain, karena penanganan alternatif yang dilakukan warga adalah dengan pengobatan para dukun kampung yang tingkat kesembuhannya sangat diragukan, karena jarak antara warga dengan puskesmas sangat jauh mencapai 13 kilo meter.

Selain itu perkembangan tentang wabah ini sulit untuk diikuti karena tidak ada komunikasi telepon sehingga suka atau tidak suka harus ada penangan dari Pemerintah Kabupaten SBT dan Pemerintah Provinsi Maluku bahkan kalau Perlu Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu dan Bupati SBT Abdulah vanat harus turun langsung ke desa Wunin untuk melihat kondisi riil yang ada di desa tersebut.

Menurutnya lambannya penanganan oleh pihak Puskesmas juga perlu diefaluasi, karena sebelumnya masyarakat telah memberikan informasi, namun sebagian petugas Puskesmas Wakatei berlasan harus ada surat dari kepala Desa setempat, padahal semestinya dalam kondisi seperti begitu perlu ada langkah penanganan segera bukan menunggu surat dari Kepala desa.

Sehingga Petrus Rusin memintah Bupati SBT Abdulah Vanat perlu memberikan teguran kepada Kepala Dinas Kesehatan SBT Abas Rumatumerik atas kelalaian anak buahnya dilapangan, termasuk sanksi tegas terhadap pegawai Puskesmas Wakatei yang selama ini meninggalkan tempat tugas dengan urusan yang tidak jelas, dengan mengabaikan tugas dan pelayanannya.

Dia memintah agar Gubernur Maluku dan Bupati SBT perlu memberikan perhatian khusus terhadap masyarakat yang ada di Desa Wunin-Eldedora, karena mereka juga butuh perhatian dan pelayanan yang nyata sama seperti desa lain di Provinsi Maluku, .

Muntahber Di Dusun Wunin-Eldedora Tiga Bayi Meninggal Dun


Muntahber Di Dusun Wunin-Eldedora Tiga Bayi Meninggal Dunia

Bula-Maluku 09/11, Tiga bayi di desa Wunin-Eldeddora Kecamatan Wakatei kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) meninggal dunia kerana terserang wabah penyakit Muntahber, tiga bayi tersebut masing-masing Lambertus Rumudis umur 2 tahun, Antonius Elyanan umur 9 bulan, danTitirlolobi umur 8 bulan.

Selain tiga bayi yang meninggal tersebut puluhan bayi lainnya juga mengalami kondisi yang sama dan mendapat perawatan dari dukun yang sangat diragukan kesembuhan mereka, dari pantauan dilapangan tidak ada perubahan terhadap kondisi para bayi, kondisi ini lebih di perpara karena lambannya pelayanan kesehatan yang di lakukan oleh Puskesmas Tamher timur.

Petugas Kesehatan pada Puskesmas Tamher Timur baru melakukan pelayanan setelah mendapat surat dari pejabat kepala desa Adminstratif Desa Wunin-Eldedora, lambanya pelayanan dari Puskesmas Tamher Timur ini karena terkendala dangan kominukasi dan perhubungan darat yang tidak terpenuhi sampai saat seperti Telkomsel dan Jalan Lingkar Keswui yang belum dikerjakan, karena jarak antara desa Wunin-Eldedora dengan Puskesmas Induk sangat jauh yakni mencapai 13 kilo meter dan harus ditempuh dengan berjalan kaki.

Menanggapi lambanya penanganan dari Petugas Puskesmas Tamher Timur ini tokoh pemuda desa wunin-eldedora yang juga Ketua Pemuda katolik Komisariat Cabang SBT Petrus Rusin memintah Pemerintah Provinsi Maluku dan Pemerintah Kabupaten SBT untuk segera memberikan perhatian serius terhadap masalah wabah Munta berak  yang terjadi di Dusun Wunin-Eldedora tersebut, karena apa bilah tidak segera ditangani maka akan memimbulkan korban jiwa yang lebih banyak lagi.

Dia mengatakan, karena selama ini sangat kurang sosialisai tentang masalah kesehatan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten menyebabkan persoalan kesehatan masyarakat khusus terhadap anak usia nol sampai Lima tahun di wakatai tidak pernah dilakukan apalagi dengan jarak yang begitu jauh, sehingga Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu dan Bupati SBT Abdulah Vanat harus turun untuk melihat langsung kondisi masyarakat di Dusun Wunin-Eldedora

Menurut Petrus Rusin Sangat dikhawatirkan karena di desa Wunin dan Eldedora tidak ada Puskesmas Pembantu (Pustu), apalagi jarak yang sangat jauh dengan pusat pelayanan kesehatan maka sangat dimungkinkan ada korban yang bertambah, olehnya Pemerintah Provinsi dan kabupaten SBT harus segara mengambil langkah penananganan yang serius, selain itu Kepala Dinas kesehatan SBT juga perlu melakukan penertiban terhadap pegawai Puskesmas khusus Puskesmas Tamher Timur yang sering meninggalkan tempat tugas dalam dalam waktu yang terlalalu lama.