31
Karung Beras Bulog Masih Terkapar di Pemprov Maluku
Ambon-Maluku 18/09, Bila sebelumnya dikabarkan ada lima Ton beras yang berada di Kantor Gubernur, kini Jatah stock rawan pangan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku untuk disalurkan ke kabupaten/kota yang terkena musibah bencana alam beberapa waktu lalu, menyisahkan 31 Karung beras Bulog 50 Kg yang masih terkapar di Depan ruangan Kepala Biro (Karo) Umum dan Humas Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku.
Pantauan koran ini, bukan hanya 31 karung beras tersebut, namun sejumlah karung beras 25 kg dan sejumlah minuman kemasan yang juga terkapar disamping ruang Humas Pemprov Maluku. Salah satu pegawai yang namanya enggan dikorankan sempat ditanyakan oleh wartawan mengakui, sejumlah beras dan air minum kemasan yang terkapar di kantor gubernur Maluku ini merupakan beras yang akan disalurkan ke daerah-daerah terkena musibah bencana alam, namun hingga kini sisanya tidak tau mau diapakan.
" Memang benar, beras-beras ini dipakai beberapa waktu lalu untuk berikan ke daerah-daerah yang terkena bencana, namun hingga kini sisa dari pada beras tersebut tidak tahu mau diapakan oleh pemerintah provinsi Maluku lantaran belum ada instruksi dari atasan," ujar Pegawai tersebut.
Ditakutkan, jangan sampai ada mafia-mafia yang meraup keuntungan dibalik sisa beras tersebuit yang belum disalurkan ke daerah-daerah terkena bencana. Selain itu ditempat terpisah, jenis bantuan berupa 4 buah profile tank dan sejumlah Senk masih terkapar rapih di ruang Satpol PP yang lama.
Puluhan karung beras terancam membusuk di Kantor Gubernur Maluku. Beras-beras tersebut informasinya akan disalurkan kepada korban bencana alam 1 Agustus 2012 lalu. Informasi yang diterima, di Kantor Gubernur Maluku, beras bulog yang dikemas dalam karung 50 Kg itu semuanya berjumlah 5 Ton dan dibiarkan begitu saja di lantai I depan ruang Biro Umum dan Humas Setda Maluku sejak 2 Agustus 2012.
Beras tersebut berdasarkan informasi merupakan sumbangan sejumlah pengusaha yang ada di Maluku untuk disalurkan kepada para korban bencana alam dan pengungsi.Beras-beras tersebut dibiarkan berada di atas lantai dasar tanpa dialas. Bahkan bukan hanya beras, sejumlah karton air mineral juga masih belum disalurkan. Wakil Gubernur Maluku, Said Assagaff yang dikonfirmasi wartawan di Kantor Gubernur Maluku mengakui ada keterlambatan dalam penyaluran bantuan tersebut. Namun demikian pemerintah provinsi akan tetap menyalurkan kepada korban bencana.
“Memang ada keterlambatan, tapi pemprov akan menyalurkannya kepada para pengungsi dan korban bencana. Jadi hanya keterlambatan penyaluran saja. Yang pasti akan disalurkan seluruhnya,” ujar Assagaff.
Penyataan Wagub justru berbeda dengan Ketua Posko Penanggulangan Bencana Pemprov Maluku, Burhan Banjar yang juga selaku Asisten II Sekda Maluku. Banjar saat dikonfirmasi wartawan mengakui, beras tersebut bukan diperuntukan bagi pengungsi atau korban bencana melainkan merupakan beras untuk rawan pangan.
“Itu bukan untuk korban bencana tetapi itu stok rawan pangan yang dititip di Biro Umum,” ujar Banjar sambil menambahkan bahwa bantuan korban bencana sudah disalurkan oleh pemerintah provinsi, sehingga yang tersisa hanyalah beras rawan pangan.
Ambon-Maluku 18/09, Bila sebelumnya dikabarkan ada lima Ton beras yang berada di Kantor Gubernur, kini Jatah stock rawan pangan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku untuk disalurkan ke kabupaten/kota yang terkena musibah bencana alam beberapa waktu lalu, menyisahkan 31 Karung beras Bulog 50 Kg yang masih terkapar di Depan ruangan Kepala Biro (Karo) Umum dan Humas Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku.
Pantauan koran ini, bukan hanya 31 karung beras tersebut, namun sejumlah karung beras 25 kg dan sejumlah minuman kemasan yang juga terkapar disamping ruang Humas Pemprov Maluku. Salah satu pegawai yang namanya enggan dikorankan sempat ditanyakan oleh wartawan mengakui, sejumlah beras dan air minum kemasan yang terkapar di kantor gubernur Maluku ini merupakan beras yang akan disalurkan ke daerah-daerah terkena musibah bencana alam, namun hingga kini sisanya tidak tau mau diapakan.
" Memang benar, beras-beras ini dipakai beberapa waktu lalu untuk berikan ke daerah-daerah yang terkena bencana, namun hingga kini sisa dari pada beras tersebut tidak tahu mau diapakan oleh pemerintah provinsi Maluku lantaran belum ada instruksi dari atasan," ujar Pegawai tersebut.
Ditakutkan, jangan sampai ada mafia-mafia yang meraup keuntungan dibalik sisa beras tersebuit yang belum disalurkan ke daerah-daerah terkena bencana. Selain itu ditempat terpisah, jenis bantuan berupa 4 buah profile tank dan sejumlah Senk masih terkapar rapih di ruang Satpol PP yang lama.
Puluhan karung beras terancam membusuk di Kantor Gubernur Maluku. Beras-beras tersebut informasinya akan disalurkan kepada korban bencana alam 1 Agustus 2012 lalu. Informasi yang diterima, di Kantor Gubernur Maluku, beras bulog yang dikemas dalam karung 50 Kg itu semuanya berjumlah 5 Ton dan dibiarkan begitu saja di lantai I depan ruang Biro Umum dan Humas Setda Maluku sejak 2 Agustus 2012.
Beras tersebut berdasarkan informasi merupakan sumbangan sejumlah pengusaha yang ada di Maluku untuk disalurkan kepada para korban bencana alam dan pengungsi.Beras-beras tersebut dibiarkan berada di atas lantai dasar tanpa dialas. Bahkan bukan hanya beras, sejumlah karton air mineral juga masih belum disalurkan. Wakil Gubernur Maluku, Said Assagaff yang dikonfirmasi wartawan di Kantor Gubernur Maluku mengakui ada keterlambatan dalam penyaluran bantuan tersebut. Namun demikian pemerintah provinsi akan tetap menyalurkan kepada korban bencana.
“Memang ada keterlambatan, tapi pemprov akan menyalurkannya kepada para pengungsi dan korban bencana. Jadi hanya keterlambatan penyaluran saja. Yang pasti akan disalurkan seluruhnya,” ujar Assagaff.
Penyataan Wagub justru berbeda dengan Ketua Posko Penanggulangan Bencana Pemprov Maluku, Burhan Banjar yang juga selaku Asisten II Sekda Maluku. Banjar saat dikonfirmasi wartawan mengakui, beras tersebut bukan diperuntukan bagi pengungsi atau korban bencana melainkan merupakan beras untuk rawan pangan.
“Itu bukan untuk korban bencana tetapi itu stok rawan pangan yang dititip di Biro Umum,” ujar Banjar sambil menambahkan bahwa bantuan korban bencana sudah disalurkan oleh pemerintah provinsi, sehingga yang tersisa hanyalah beras rawan pangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar