Warga Banggoi Sangat Menderi
Bula-Maluku 29/01,Warga Banggoi Kampung Desa Adat
Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) meminta pemerintah Kabupaten SBT untuk
mencari tempat yang layak bagi mereka, karena kondisi desa Banggoi Kampung saat
ini sudah sangat memprihatinkan dari sisi
kelayakan Banggoi ibarat desa yang tidak berpenghuni, padahal menurut warga
setempat Banggoi sejak 20 tahun silam sangat berkembang dan ramai, namun
kondisi itu sudah sangat redup, bahkan dipastikan Banggoi Kampung hanya Tinggal
nama kalau tidak segera diselamatkan.
Banggoi mengkin merupakan ukuran
kemiskinan di Kabupaten SBT, padahl Banggoi masih berada di sekitar 20 kilo
meter dari Kota Kabupaten, tetapi perhatian pemerintah SBT tidak pernah
tertujuh kepada desa Banggoi Kampung yang merupakan induk dari Banggoi Trans,
Banggoi Akibo, dan beberapa desa yang ada di Kabupaten SBT.
Pantauan Fajar Maluku di Desa
Banggoi Adat (Banggoi Kampung), ternyata sebagian besar warga sudah pergi
meninggalkan rumah meraka, dari sekitar 20 Kepala Keluarga (KK) sesuai
informasi dari warga setempat yang masih menetap saat ini sekitar 10 KK, alas
an utama mereka keluar adalah karena selama ini tidak pernah ada jalan yang
dibangun menghubungkan desa Banggoi Kampung,jika dibandingkan dengan desa lain
yang baru dibangun malah lebih maju dan berkembang seperti daerah transmigrasi.
Banggoi Kampung merupakan desa
yang sangat terisolasi dari berbagai pembangunan di Kabupaten SBT, karena untuk
ke Kota Bula masyarakat hanya menggunakan perahun sampan sebagai satu-satunya
perhubungan alternatif dengan menyeberangi sungai yang panjang sekitar 14 kilo
meter dan menyeberangi hutan untuk
sampai ke jalan lintas Bula. Selain itu untuk mendapatkan air bersih warga juga
menggunakan sampan menyeberangi sungai baru bias mendapatkan air, itupun bukan
sepenuhnya air tawar.
Saat tiba di Banggoi, kondisi kampung
sangat tidak terawat bahkan yang
terlihat hanya ternak sapi yang merupakan peliharaan warga, sapi-sapi tersebut
menempati rumah-rumah warga yang telah lama ditinggal pergi. Salah satu warga
Ibu Na yang sejak 6 bulan meninggalkan Banggoi mengaku, kalau banyak warga yang
memilih keluar karena ulah Kepala Desa Banggoi Ismail Balimang yang tidak
memperhatikan warganya.
Dia mengaku Ismail Balimang tidak
pernah hidup bersama masyarakat, saat masyarakat harus berjuang sendiri mengatasi persoalan yang terjadi di
kampung, seperti air pasang yang naik sampai lutut orang dewasa, ironosnya lagi
selama ini tidak ada upaya untuk mengatasi persoalan yang dialami warga Banggoi
kampung itu. Untuk itu mereka meminta agar segera direlokasikan ke tempat yang
lebih muda dijangkau.
Menurut Ibu Na, Kepala desa tidak
pernah tinggal dirumahnya di Banggoi, bahkan sebagian warga mengatakan kalau
Ismael Balimang bukan kepala desa di Banggoi, tetapi kepala desa Bula, atas
dasar itu masyarakat lebih memimilih untuk keluar dari Banggoi kampung,
menurutnya kalau Kepala desa Banggoi Kampung telah melakukan hal yang menyalahi
adat, karena perkembangan kampung sangat tergantung kepada kepala desanya.
Dia mengatakan Bupati Abdulah
segera menggambil langkah untuk mengganti Kepala desa Banggoi Kampung untuk
menyelamatkan tradisi adat yang ada sejak leluhur mereka, karena menurutnya apabilah tidak segera
dilakukan maka Banggoi Kampung perlahan namun pasti akan hilang dari Kabupaten
SBT.
Untuk mengatasi persoalan Banggoi
saat ini diperlukan peran semua pihak Pemerintah Kabupaten SBT, Dinas terkait
termasuk peran anggota DPRD, bahkan menurut Warga sampai saat ini Bupati SBT
Abdulah Vanat belum pernah mengunjungi desa Banggoi Kampung.Pait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar