SARADAN NEWS

PIMPINAN DAN STAF SARADAN NEWS MENGUCAPKAN SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1 SYAWAL 1434 H, MINAL AIDZIN WAL FAIDZIN, MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN

Sabtu, 28 Januari 2012

Kepala Desa Banggoi Kabupaten SBT Bersenang-Senang Diatas Penderitaan Warganya


Warga Banggoi Sangat Menderi

Bula-Maluku 29/01,Warga Banggoi Kampung Desa Adat Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) meminta pemerintah Kabupaten SBT untuk mencari tempat yang layak bagi mereka, karena kondisi desa Banggoi Kampung saat ini sudah sangat memprihatinkan  dari sisi kelayakan Banggoi ibarat desa yang tidak berpenghuni, padahal menurut warga setempat Banggoi sejak 20 tahun silam sangat berkembang dan ramai, namun kondisi itu sudah sangat redup, bahkan dipastikan Banggoi Kampung hanya Tinggal nama kalau tidak segera diselamatkan.

Banggoi mengkin merupakan ukuran kemiskinan di Kabupaten SBT, padahl Banggoi masih berada di sekitar 20 kilo meter dari Kota Kabupaten, tetapi perhatian pemerintah SBT tidak pernah tertujuh kepada desa Banggoi Kampung yang merupakan induk dari Banggoi Trans, Banggoi Akibo, dan beberapa desa yang ada di Kabupaten SBT.

Pantauan Fajar Maluku di Desa Banggoi Adat (Banggoi Kampung), ternyata sebagian besar warga sudah pergi meninggalkan rumah meraka, dari sekitar 20 Kepala Keluarga (KK) sesuai informasi dari warga setempat yang masih menetap saat ini sekitar 10 KK, alas an utama mereka keluar adalah karena selama ini tidak pernah ada jalan yang dibangun menghubungkan desa Banggoi Kampung,jika dibandingkan dengan desa lain yang baru dibangun malah lebih maju dan berkembang seperti daerah transmigrasi.

Banggoi Kampung merupakan desa yang sangat terisolasi dari berbagai pembangunan di Kabupaten SBT, karena untuk ke Kota Bula masyarakat hanya menggunakan perahun sampan sebagai satu-satunya perhubungan alternatif dengan menyeberangi sungai yang panjang sekitar 14 kilo meter  dan menyeberangi hutan untuk sampai ke jalan lintas Bula. Selain itu untuk mendapatkan air bersih warga juga menggunakan sampan menyeberangi sungai baru bias mendapatkan air, itupun bukan sepenuhnya air tawar.

Saat tiba di Banggoi, kondisi kampung  sangat tidak terawat bahkan yang terlihat hanya ternak sapi yang merupakan peliharaan warga, sapi-sapi tersebut menempati rumah-rumah warga yang telah lama ditinggal pergi. Salah satu warga Ibu Na yang sejak 6 bulan meninggalkan Banggoi mengaku, kalau banyak warga yang memilih keluar karena ulah Kepala Desa Banggoi Ismail Balimang yang tidak memperhatikan warganya.

Dia mengaku Ismail Balimang tidak pernah hidup bersama masyarakat, saat masyarakat harus berjuang  sendiri mengatasi persoalan yang terjadi di kampung, seperti air pasang yang naik sampai lutut orang dewasa, ironosnya lagi selama ini tidak ada upaya untuk mengatasi persoalan yang dialami warga Banggoi kampung itu. Untuk itu mereka meminta agar segera direlokasikan ke tempat yang lebih muda dijangkau.

Menurut Ibu Na, Kepala desa tidak pernah tinggal dirumahnya di Banggoi, bahkan sebagian warga mengatakan kalau Ismael Balimang bukan kepala desa di Banggoi, tetapi kepala desa Bula, atas dasar itu masyarakat lebih memimilih untuk keluar dari Banggoi kampung, menurutnya kalau Kepala desa Banggoi Kampung telah melakukan hal yang menyalahi adat, karena perkembangan kampung sangat tergantung kepada kepala desanya.

Dia mengatakan Bupati Abdulah segera menggambil langkah untuk mengganti Kepala desa Banggoi Kampung untuk menyelamatkan tradisi adat yang ada sejak leluhur mereka,  karena menurutnya apabilah tidak segera dilakukan maka Banggoi Kampung perlahan namun pasti akan hilang dari Kabupaten SBT.
Untuk mengatasi persoalan Banggoi saat ini diperlukan peran semua pihak Pemerintah Kabupaten SBT, Dinas terkait termasuk peran anggota DPRD, bahkan menurut Warga sampai saat ini Bupati SBT Abdulah Vanat belum pernah mengunjungi desa Banggoi Kampung.Pait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar