SARADAN NEWS

PIMPINAN DAN STAF SARADAN NEWS MENGUCAPKAN SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1 SYAWAL 1434 H, MINAL AIDZIN WAL FAIDZIN, MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN

Selasa, 28 Agustus 2012

Proyek Bencana Alam SBT Amburadul


Proyek Bencana Alam SBT Amburadul
-Sebulan Bangun Talud Sudah Patah
Ambon,-Kejaksaan Cabang Geser diminta turun tangan mengusut sejumlah proyek bencana alam di kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) yang melibatkan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) SBT, Jafar Kwairumaratu. Sejumlah proyek bencana alam di kabupaten bertajum Ita Wotu Nusa itu belum genap berusia dua bulan sudah hancur. Salah satunya adalah proyek talud kali Tansi Ambon di kota Bula.

Proyek ratusan juta rupiah yang dikerjakan oleh kontraktor bernama Titi dengan sumber dana dari APBN tersebut belum genap berusia dua bulan sudah patah. Anehnya patahnya talud bukan karena banjir atau bencana alam lainnya tetapi tiba-tiba talud patah dan terjerembab ke dalam kali. Diduga kontruksi talud tidak sesuai bistek dan kontrak.

“Masah tidak ada banjir tiba-tiba talud kali Tansi Ambon patah hingga 15 meter jatuh ke dalam kali. Inikan aneh!. Bisa jadi pekerjaan asal-asalan, campuran tidak sesuai bistek dan kontrak,” beber Sandri Rumanama, Ketua Aksi Mahasiswa Peduli Negeri (AMPN) Maluku, Rabu (28/08).

Menurut Sandri proyek Talud kali Tansi Ambon senilai Rp.650 juta bersumber dari APBN 2011 dengan volume pekerjaan panjang talud 180 meter dengan kedalaman 1 meter. Namun realisasi dilapangan jauh dari harapan. Akibatnya proyek baru dikerjakan sekitar dua bulan lalu kini sudah ambruk.

“Yang jadi pertanyaan kenapa proyek tahun 2011 baru dikerjakan paruh waktu 2012. Inikah aneh! Kita minta BPK melakukan audit dan dilaporkan pada penegak hukum terkait untuk ditindaklanjuti,” pinta Sandri.

Proyek bencana alam yang amburadul beber Sandri tidak hanya di Bula, Ibu kota Kabupaten SBT tetapi dihampir seluruh daerah di SBT. Di Kecamatan Kelimury, Seram Timur, Tutuk Tolo, Gorom dan Kesui proyek bencana alam berupa talud terkesan asal-asalan dan amburadul. Bahkan dibeberapa daerah di Kecamatan Kelimury proyek belum selesai dikerjakan sudah hancur. Diduga pekerjaan tidak sesuai kontrak dan ada main “mata” antara kontraktor dengan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) SBT, Jafar Kwairumaratu yang mempengaruhi kualitas pekerjaan.

Hal ini kata Sandri mudah ditelusuri dari laporan sejumlah kontraktor terkait praktek suap alias fee dari para kontraktor kepada kepala BPBD SBT, Jafar Kwairumaratu yang dilansir sejumlah media beberapa waktu lalu. Para kontraktor antara lain; Titi senilai Rp.100 juta, Sam Toko Obat Rp.113 juta, Rukly La May alis Nyong Buang Rp.50 juta, Yaser Musaad Rp.300 juta, Umar Gazam Rp.50 juta, Ci Yul Attamimi Rp. 35 juta, Ye Man Almahdaly Rp.50 juta, Hengky Patty Rp.78 juta, Ansar Kaimidin Rp.200 juta, Abu Mau Rp.30 juta, Daing Anwar Rp. 45 juta, Aiwan Rp.100 juta, Tedy Moksal 80 juta, Sale Anadatu Rp.70 juta, Jhon Rumadan Rp. 50 juta dan sejumlah kontraktor lainnya yang telah meberikan uang suap senilai Rp.2.3 Milyar namun hingga kini belum mendapatkan proyek yang dijanjikan.

“Bayangkan saja tiap kantroktor yang mengerjakan proyek bencana alam di SBT sebelumnya sudah diminta menyetor sejumlah uang pelicin oleh kepala BPBD, Jafar Kwairumaratu bagaimana kwalitas pekerjaannya. Kita minta kejaksaan harus turun tangan mengusut kasus ini hingga tuntas,” desak aktivis muda asal SBT ini ketus.

Jafar Kwairumaratu selain terlibat praktek suap juga diduga telah menggelapkan dana Giro Bank senilai Rp.1.3 Milyar tidak dapat dipertanggungjawabkan ketika masih menjabat sebagai kepala Kesbangpol SBT. “Hasil audit BPK ternyata dana Giro Bank Kesbangpol senilai Rp.1.3 Milyar telah digunakan oleh Kwairumaratu yang tidak bisa dipertanggungjawabkan. Ini korupsi dn penyalagunaan kekuwasaan sehingga Kwairumaratu harus ditangkap,” desak Sandri. (***)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar