POLRES Malteng Diminta
Usut Tuntas kasus Pembakaran Rumah Toko Di Seram Utara Timur Kobi.
Malten-Maluku 24/04, Kapolres Maluku Tengah di minta untuk segera mengusut tuntas kasus pembakaran lima rumah tokoh milik warga di kecamatan Seram Utara Timur Kobi yang terjadi pada 6/4 lalu yang di duga di lakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Hal ini di ungkapkan oleh La Ode salah satu korban pembakaran.
Malten-Maluku 24/04, Kapolres Maluku Tengah di minta untuk segera mengusut tuntas kasus pembakaran lima rumah tokoh milik warga di kecamatan Seram Utara Timur Kobi yang terjadi pada 6/4 lalu yang di duga di lakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Hal ini di ungkapkan oleh La Ode salah satu korban pembakaran.
Ode mengungkapkan kalau kasus
pembakaran ini terjadi dan sengaja di lakukan oleh orang-orang atau kelompok
pendukung pasangan INA-AMA terhadap kami pandukung pasangan TULUS. Menurutnya, bahwa
tindakan pembakaran ini terjadi akibat rasa saling mencurigai dari tim pasangan
INA-AMA terhadap tim pasngan TULUS terhadap adanya dugaan money politik yang di
lakukan oleh tim TULUS sejak 2/4 menjelang pemungutan suara pada 4/4.
Padahal menurut Ode, sejak tanggal
2/4 itu terjadi pembagian gaji atau upah kerja dari Hi Hainuddin kepada
karyawan yang bekerja pada proyek yang di tanganinya di kecamatan Seram Utara Timur
Kobi. Dengan demikian maka menurut Ode bahwa tidak ada yang namanya politik
uang yang di lakukan menjelang pemilukada.
Dari kasus pembakaran lima rumah
tokoh ini mengakibatkan kerugian mencapai miliaran rupiah, dan bahkan sampai
saat ini, kasus ini belum dapat di tangani oleh pihak kepolisian Resort Malteng
melalui polsek Seram Utara ataukah sengaja di biarkan karena polsek mendukung
salah satu kandidat tertentu, keluh Ode sambil mengharapkan agar Kapolda Maluku
dan Kapolres Malteng bisa membuka diri untuk mengusut tuntas kasus ini
sekaligus mencopot jabatan Kapolsek Seram Utara, pintahnya.
Sementara itu Hi Hainuddin ketika di
konfirmasi koran ini di kediamanny pekan kemarin di masohi membenarkan hal itu.
Hainuddin menjelaskan kalau pada tanggal 2/4 lalu dia membayar gaji karyawan
yang sementara bekerja pada proyeknya di kobi, bukan uang kandidat calkada yang
di gunakan untuk menarik masa simpati warga yang kemudian di namakan money
politik, tutur Hi Hainuddin dengan penuh rasa kecewa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar