SARADAN NEWS

PIMPINAN DAN STAF SARADAN NEWS MENGUCAPKAN SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1 SYAWAL 1434 H, MINAL AIDZIN WAL FAIDZIN, MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN

Sabtu, 31 Maret 2012

Vanat Akui Pimpinanan SKPD Di SBT tidak Berkualitas


Vanat Akui Pimpinanan SKPD Di SBT tidak Berkualitas

Bula-Maluku 01/04, Bupati Kabupaten Seram Bagian Bagian Timur (SBT) Abdulah Vanat mengakui kalau Pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di SBT tidak berkualitas karena tidak memiliki kemampuan lobi. Penegasan tersebut disampaikan Vanat saat menutup kegiatan Musyawara Rencana Pembangunan (Musrembang) SBT tahun 2013 di aula lantai Dua kantor Bupati Sabtu malam.

Menurutnya buruknya kordinasi Pimpinan SKPD Kabupaten SBT dengan Pimpinan SKPD Provinsi  sehingga banyak program provinsi yang tidak masuk ke Kabupaten, bahkan selama ini semua SKPD di Kabupaten SBT hanya berharap dengan APBD kabupaten dengan kondisi  Kabapetn yang sangat terjepit saat ini.

Dia mengatakan banyak SKPD di Kabupaten SBT yang ke Jakatrta untuk melakukan lobi proyek akan tetapi hasinya nol, sehingga menurutnya perjalanan dinas ke jakarta selama ini hanya menghamburkan uang rakyat dan tidak memberikan hasil. “ kenapa harus ke Jakarta, tidak usa kalian ke jakarta kordinasi atau lobi anggaran dengan biaya yang sangat besar tetapi tidak ada hasilnya, kalian cukup ke ambon saja” tegas Vanat.

Dia mengaku bingung dengan kinerja Pimpinan SKPD di SBT yang tidak memiliki kemampuan untuk memberikan ida ataupun gagasan untuk pembangunan di SBT, olehnya Vanat meminta Sekertaris Daerah SBT untuk mengurangi biaya perjalanan dinas pimpinan SKPD ke luar daerah yang awalnya 7 hari menjadi 5 hari, terkesan pemborosan dan tidak memberikan kontribusi bagi daerah.

Secara tegas Abdulah Vanat mengakui kalau selama ini Dinas yang paling efektif melakukan kordinasi adalah Dinas Pendidikan dan Olaraga Kabupaten SBT, sehingga nada yang kesal Bupati SBT Abdulah Vanat mengatakan kalau saja pimpinan SKPD bisa diangkat dari masyarakat, maka dirinya akan memilih masyarakat untuk menjadi pimpinan SKPD, mengingat pimpinan SKPD SBT tidak berbobot.

Ironisnya lagi hampir sebagian besar paparan dalam musrembang tersebut adalah program lama yang kembali diulangi oleh pimpinan SKPD salah satunya adalah program pembagian bibit kelapa sawit. Sehingga walaupun dirinya memiliki gagasan yang cemerlang namun stafnya tidak memliki gagasan yang hebat. Bahkan Abdulah Vanat mengatakan kalau satafnya di SBT memiliki pikiran yang kosong dan tidak ada yang pintar.Pait

Jumat, 30 Maret 2012

Bupati SBT : Wakatei Bukan Free Port


Wakatei Silakan Gabung Dengan Tual-Malra

Bula-Maluku, 30/03, Bupati Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) Abdulah Vanat pembangunan di Kabupaten ini dilakukan sesuai dengan kemampuan keuangan daerah, sehingga tidak semua usulan harus menjadi prioritas. Hal tersebut disampaikan Abdulah vanat pada pembukaan rapat kerja Musyawara Rencana Pembangunan (Musrembang) 2013, menyusul keluhan masyarakat Kecamatan Wakatei yang merasa diperhatikan oleh Pemda SBT.

Kondisi ini kemudian menimbulkan ketegangan antara sejumlah Pemuda Wakatei dengan Bupati yang kemudian menimbulkan gagasan agar Wakatei Bergabung Dengan Kabupaten Maluku Tenggara atau Kota Tual,karena tidak ada pembangunan selama Abdulah Vanat terpilih menjadi Bupati, dimana janji untuk membangun Tower Telkomsel, jalan lingkar Keswui, Teor dan sejumlah persoalan lain termasuk rekrutmen Pegawai Negeri Sipil.

Namun ancaman keluar dari Kabupaten SBT ini tidak membuat Abdulah Vanat gentar, namun sebaliknya Bupati malah mempersilakan Wakatei untuk bergabung dengan Maluku Tenggara atau Kota Tual.” Oh silakan ajah kalau Wakatei mau bergabung ke Maluku Tenggara, kecuali kalau Wakatei itu Free Port  yang didalam isi buminya itu penuh dengan emas.”tegas Abdulah Vanat.

Dia memprediksi Kalau Wakatei akan bergabung dengan Kota Tual atau Kabupaten Maluku Tenggara maka bukan menjadi berkat akan tetapi menjadi beban,oleh menurut Bupati bukan pemerintah SBT tidak memberikan perhatian kepada masyarakat Keswui akan tetapi kebutuhan masyarakat terhadap pembangunan tidak seimbang dengan keuangan daerah sehingga Ia menyarankan agar pengusulan program harus dilakukan sesuai prioritas.Pait

Rabu, 28 Maret 2012

Stanislaus Diduga Meninggal Karena Perlakuan Anggota Polsek Wakatei Yang Berlebihan.


Stanislaus Rahayaan Meniggal Dalam Tahan Polsek Wakatei
 
Bula-Maluku 28/03. Kepolisian Resort (Kapolres) Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) akan menurunkan Tim  ke Pulau Keswui Kecamatan Wakatei  kuntuk menyelidiki kematian Stanislaus Rahayaan pelaku pembunuhan Mateus Kolatfeka yang meninggal dalam tahanan Polsek Wakatei Minggu siang. Demikian disampaikan Kapolres SBT AKBP Hasanudin Mukadar do Polres Bula Rabu siang.

Rencananya tim ini akan diberangkatkan senin nanti dengan menggunakan KM Harapan Mujur untuk melakukan pemeriksaan saksi dan anggota Polsek Wakatei karena setelah hasil komunikasi Kapolres SBT dengan Polsek Pulau Gorom kalau ada keberatan dari keluarga kalau Stanislaus Rahayaan meninggal karena dilakukan secara kasar oleh anggota Polsek Wakatei sehingga sempat mendapat perawatan selama Dua hari sebelum akhirnya meninggal dunia.

Walau demikian Kapolres SBT Hasanudin Mukadar mengatakan kalau sesuai laporan dari salah satu warga masyarakat Teor Sitoru lewat Telepon Seluler mengatakan kalau pelaku sebelum ditangkap telah melakukan pencobaan bunuh diri dengan memotong pergelangan tangan hingga mengeluarkan darah yang sangat banyak sehingga nyawanya tidak dapat tertolong.

Namun Kapolres mengaku belum memberikan kesimpulan apakah ada upaya pencobaan bunuh diri, atau karerna perlakukan yang berlebihan dari polsek Wakatei sehingga menyebabkan pelaku meninggal dunia, sehingga perlu dilakukan penyelidikan yang lebih dalam terhadap masalah ini, untuk dapat mengetahui penyebab meninggalnya Stanislaus pelaku pembunuhan Mateus Kolatfeka.

Hasanudin mengakau pada saat kejadian aparat Kepolisian tidak bisa diterjunkan ke lokasi kejadian karena kondisi laut yang sangat buruk sehingga semua transportasi laut tidak bisa beroperasi, bahkan anggota Polsek Wakatei juga tidak bisa turun karena cuaca buruk dan kondisi laut yang tidak bersahabat  selama dua pekan ini. Sementara petugas Polisi yang bertugas di Pulau Teor saat itu tidak berada ditempat karena mengikuti rapat Kamtibmas di Bula, dan sulit untuk kembali ketempat tugas karena tidak ada transportasi.

Dia mengatakan meninggalnya pelaku Stanislaus Rahayaan maka proses terhadap masalah pembunuhan Mateus Kolatfeka telah selesai karena tidak ada pelaku yang lain, akan tetapi terkait dengan  kematian Stanislaus Rahayaan polisi akan melakukan pemeriksaan terhadap saksi yakni Sitorus dan anggota Polsek Wakatei.

Sementara pejabat Kepala Desa Teor Yohanis Rumator mengatakan kalau Stanislaus Rahayaan ditahan oleh anggota Polsek Wakatei pada saat itu dalam keadaan sehat dan normal, sehingga kalau ada infirmasi kalau Dia melakukan pencobaan bunuh diri sebelum ditahan Polisi dan meninggal sama sekali tidak benar,  menurut Yohanis Rumatora yang benar adalah Stanislaus Rahayaan meninggal karena dalam Tahanan Polsek Wakatei dengan melakukan pencobaan bunuh diri.

Sedangkan terkait dengan dugaan Stanislaus meninggal karena karerna diberlakukan secara kasar oleh anggota Polsek Wakatei, dirinya menyerahkan sepenuhnya kepada pihak Kepolisian untuk mengusut tuntas persoalan itu.  Yohanis Rumatora berharap anggota Polisi segara diterjunkan ke Pulau Teor karena situasi di Teor saat ini tidak aman karena persoalan yang terjadi saat ini.Pait 


Selasa, 27 Maret 2012

Teor Memanas Pasca Pembunuhan Mateus Kolatfeka


Teor Memanas Pasca Pembunuhan Mateus Kolatfeka

Bula-Maluku 27/03,Aparat Kepolisian di minta untuk segera menyelesaikan kasus pembunuhan Mateus Kolatfeka atau sering disapa Wai Gaur di Pulau Teor Kecamatan Teor Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) sehingga tidak menimbulkan persoalan yang lebih besar di masyarakat Teor. Penegasan tersebut disampaikan salah satu tokoh Pemuda Teor Stefanus Rumatora yang juga sebagai aparat pemerintahan Negeri Teor di Bula. Mateus Kolatfeka diduga kuat dibunuh oleh Stanislaus Rahayaan pada 11 Maret 2012, namun motif pembunuhan tersebut belum diketahui secara tidak jelas.

Stanislaus Rahanyaan yang diduga sebagai pelaku langsung ditahan pihak Polisi Sektor Kecamatan Wakatei, namun belum sempat mendapat pemeriksaan oleh pihak Kepolisian pelaku meninggal dunia dalam tahanan Polsek Wakatei, belum ada keterangan resmi dari pihak Kepolisian soal mmeninggalnya Stanislaus Rahayaan tersebut, namun sesuai laporan masyarakat kalau pelaku melakukan pencobaan bunuh diri.

Korban sempat dirawat di Puskesmas Wakatei, namun nyawanya tidak tertolong, meninggalnya Stanislaus Rahayaan mimbulkan ketegangan antara keluarga kedua belah pihak, sehingga keluarga Stanislaus Rahayaan menolak jenasa Stanislaus untuk dimakamkan di Teor, hal ini dilakukan untuk menghindari emosai dari keluarga korban (Mateus Kolatfeka)

Stefanus Rumatora mengatakan, rumah pelaku telah dihancurkan oleh keluarga korban,bahkan Dia mengaku saat ini beberapa rumah warga yang merupakan keluarga dekat pelaku juga menjadi sasaran keluarga korban, sehingga terjadi menimbulkan ketegangan di kedua bela pihak. untuk dirinya meminta Polres SBT agar segera melakukan penambahan personil untuk dapat mengatasi persoalan yang terjadi saat ini.

Bahkan kondisi di Pulau Teor khususnya desa Rumoi Duryar sesuai pengakuan Stefanus Rumatora semakin memanas karena ada ancaman dilakukan pengrusakan rumah warga yang berhubungan langsung dengan Pelaku Stanislaus Rahayaan. Sehingga dirinya berharap kesigapan dari pihak  Kepolisian untuk menyelesaikan masalah ini,mengingat insiden pembunuhan ini sudah sering terjadi di Pulau Teor.

Dia juga mengatakan sebagai Kecmatan yang baru sudah seharusnya dilakukan penempatan personil Polsek Teor yang parmanen sehingga dapat mengatasi persolan yang terjadi di Pulau Teror khususnya kasus pembunuhan. Dirnya juga meminta Kepolisian untuk melakukan swiping minuman keras (Miras) yang dijual bebas dimasyarakat.Pait

Minggu, 25 Maret 2012

Pemda SBT Diskriminasi Terhadap Warga Salas


Warga Salas Tidak Pernah Dapat Bantuan

Bula-Maluku 26/03, Warda desa Salas Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) merasa dianaktirikan oleh Pemerintah Kabupaten SBT, karena selama terkena musiba banjir bandan hingga saat ini tak satupun bantuan dari Pemerintah daerah SBT, hal tersebvut disampaikan Baharudin  mantan kepala desa salas di Salas senin siang.

Dia mengatakan salas yang sebelum bencana bandan masih menjadi satu desa kini pasca bencana telah terbagi menjadi dua yakni Salas atas dan Salas bawa, menurut pengakuan Baharudin yang didampingi oleh Hamid Weka kaur pemerintahan dan Daud Lesputi kaur pembangunan mengatakan kalau selama ini perhatian pemerintah lebih tertujuh pada Salas bawa sedangkan Salas atas diabaikan dengan alasan yang tidak jelas.

Baharudin mengatakan semua pekerjaan baik pembangunan rumah warga, Mesjid dan Sekolah dilakukan melalui swadaya masyarakat, padahal sebagai desa yang mengalami bencana harus ada perhatian dari pemerintah daerah, namun yang terjadi malah diterlantarkan.”rumah-rumah penduduk disini dikerjakan dengan swadaya, kita angkat sendiri bahan-bahan seperti kayu pasir, mesjid juga kita bangun sendiri, termasuk sekolah darurat yang digunakan saat ini.

Lebih lanjut Baharudin mengatakan, alasan pemerintah Kabupaten SBT tidak memberikan bantuan sangat terkait dengan penetapan lokasi tempat tinggal yang mereka tempati saat ini yakni Leter SS, dimana sesuai dengan kesepakatan warga kalau lokasi yang digunakan untuk pemukiman warga adalah bagian atas tepatnya di Leter SS, namun dalam perjalanan pemerintah Kabupaten SBT dengan alasan yang tidak pasti.

Dia mengatakan Pemerintah Kabupaten SBT lebih menghendaki agar warga Salas semuanya bergabung di Salas bawa, namun Salas bagian atas tetap keberatan dan menolak untuk bergabung dengan Salas bawa, atas dasar itu lalu semua bantuan untuk warga salas yang menempati Leter SS dihentikan oleh Pemerintah daerah.

Warga yang tidak puas dengan lalu mengaduhkan persoalan ini ke DPRD Kabupaten SBT sehingga keluarlah Rekomendasi DPRD SBT No 360/93/2010 yang ditanda tangani oleh Wakil Ketua DPRD SBT M Yusuf Paitaha Sp yang isinya DPRD Kabupaten SBT pada prinsipnya menyetujui dan merekomendasikan kepada Pemerintah daerah SBT untuk segera dilakukan relokasi dan pembangunan kembali perumahan 
warga masyarakat di Negeri Salas pada lokasi Leter SS sesuai keinginan masyarakat.
W
alaupun DPRD SBT telah mengeluarkan Rekomendasi akan tetapi sesuai keterangan Baharudin kalau Pemda SBT tidak mengakui rekomendasi tersebut dan mengatakan rekomendasi tersebut tidak sah. Warga Salas atas yang menempati Leter SS mengaku pasra terhadap sikap Pemerintah Daerah SBT yang sangat diskriminatif tersebut, bahkan mereka tidak lagi bermimpi untuk mendapatkan bantuan.“kalau Pemda mau kasih bantuan terimah kasih, tidak kasih juga terimah kasih, yang pasti nanti kita usaha sendiri saja, uacap warga pasra.Pait

  

Rabu, 21 Maret 2012

Kadis PU SBT Alergi Pers


PU SBT TIdak Suka Publikasi

Bula-Maluku 22/03, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) Ir Nurdin Mony mengaku tidak suka dengan poersoalan publikasi yang dilakukan oleh Pers. Pernyataan ini disampaikan Nurdin Mony saat dikonfirmasi wartawan di Kantor Dinas Pekerjaan Umum SBT Kamis pagi .

Dengan sinis Nurdin Mony yang dikonfirmasi wartawan terkait dengan program Dinas PU SBT tahun 2012 serta pekerjaan jalan dan jembatan yang ada di SBT hanya menjawab singkat program belum jalan.”beta seng suka dengan hal-hal yang menyangkut dengan publikasi, jawab Nurdin sini. Pernyataan Nurdin Mony yang menyatakan tidak suka dengan publikasi oleh Pers ini sangat tidak tepat dengan kondisi di Kabupaten SBT saat ini, sehingga sangat disayangkan mengingat banyak pekerjaan yang sangat berkaitan langsung dengan Dinas PU, misalnya pekerjaan Lingkar Gorom, Lingkar Keswui dan Lingkar Pulau Teor yang kini terbengkalai.

Selain itu juga pekerjaan jalan Bula Werinama termasuk sejumlah pekerjaan proyek yang mungkin saja bersentuhan langsung dengan Dinas Pekerjaan Umum, misalnya pekerjaan Gedung DPRD, rencana pembangunan jalan dan jembatan yang menghubungkan Bula-Air Nanang untuk memperlancar transportasi darat sesuai rencana Air nanang dijadikan sebagai pangkalan Feri, termasuk sebagian instansi terkait yang belum memilik kantor tetap. Persoalan lain adalah masalah air bersih,karena sampai saat ini Kabupaten SBT tidak memiliki Kantor Perusahan Daerah Air Minum (PDAM)

Persoalan lain adalah bencana abrasi yang menyebabkan rumah penduduk mengalami kerusakan yang mengkin saja ada kaitannya dengan Dinas Pekerjaan Umum seperti bantuan untuk perbaikan rumah penduduk, namun Nurdin Mony yang hanya melayani wartawan di depan pintu mengatakan tidak ada waktu.

Sementara terkait dengan pekerjaan Jalan Bula-Werinama Nurdin Mony hanya menjawab pekerjaan sementara jalan, dan 2013 sudah bisa digunakan.”itu kan masih jalan, masa tidak tahu orang sudah pergi pulang dengan motor.”ungkap Nurdin

Sikap Kepala Dinas Pekerjaan Umum SBT ini menunjukan kalau Dirinya tidak suka berhubungan dengan Pers (Alergi Pers), padahal Sebagai Kabupaten yang baru SBT masih banyak butuh promosi program dari semua SKPD sehingga perlu diketahui sejauh mana kerja dari Dinas terkait selama delapan tahun pemerintahan saat ini.